Tumbuhan sebagai Penyerap Pencemar Udara | CPNS Kutipan
Rabu, 07 Maret 2018
Edit
Tumbuhan sebagai Penyerap Pencemar Udara
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Salah satu cara mengurangi pencemaran udara adalah menggunakan tumbuhan. Tumbuhan ada yang peka terhadap perubahan udara dan ada yang bersifat menimbun bahan pencemar. Tumbuhan yang peka akan segera menunjukkan perubahan jika terkena bahan pencemar. Misalnya, tumbuhan lumut kerak yang semula berwarna hijau segar, akan berubah menjadi warna hijau pucat jika menyerap bahan pencemar. Tumbuhan dapat menimbun pencemar udara berbahaya tanpa merusak tumbuhan tersebut. Tumbuhan dapat mempertahankan hidupnya meski menyerap udara tercemar yang berbahaya.
Menanam tumbuhan sangat bermanfaat untuk menurunkan jumlah pencemar udara. Tumbuhan dapat membuat udara bersih, sejuk, dan segar. Tumbuhan juga membuat lingkungan tampak lebih indah. Oleh karena itu, gerakan reboisasi dan penghijauan adalah penting untuk menciptakan paru-paru kota. Gerakan menanam seribu pohon merupakan salah satu cara untuk mengurangi pencemaran udara. Tanaman berfungsi sebagai paru-paru kota, penyerap debu dan gas pencemar, sebagai tempat tinggal hewan, dan peredam kebisingan. Untuk itu, perlu adanya ruang terbuka hijau di kota, karena dapat berfungsi pula sebagai taman rekreasi yang murah meriah bagi masyarakat.
Ruang terbuka hijau dapat bertindak sebagai paru-paru kota karena tumbuhan menyerap gas CO2dan menghasilkan gas oksigen. Tumbuhan yang ditanam juga dapat berfungsi untuk menyerap debu. Daun pada pohon dapat menyerap debu melalui mulut daun.
Tumbuhan yang ditanam di pinggir jalan, selain berfungsi untuk peneduh atau memperindah jalan, juga memiliki fungsi untuk mengurangi pencemar udara yang berbahaya. Kemampuan masing-masing tumbuhan untuk menyerap pencemar berbeda-beda. Bagian tumbuhan yang berperan dalam menyerap pencemar adalah daun dan batang.
Bahan pencemar dapat terserap permukaan daun atau kulit pohon. Pencemar masuk dalam permukaan daun melalui stomata atau mulut daun. Tumbuhan yang dapat menyerap CO2 adalah tanaman yang mempunyai hijau daun atau daunnya mengandung klorofil. Daun yang menyerap debu biasanya berbulu dan memiliki permukaan yang kasar. Daun yang berbulu dan berlekuk, seperti tumbuhan bunga matahari dan kersen memiliki kemampuan menyerap debu lebih tinggi dibanding daun dengan permukaan luas. Berikut sejumlah tanaman yang memiliki kemampuan untuk menyerap debu:
Tumbuhan yang dapat menyerap logam timbal, antara lain pohon asam, pohon angsana, bougenville, dan puring. Timbal berasal dari gas buangan kendaraan bermotor yang berbahan bakar bensin. Jenis bensin yang beredar di Indonesia masih banyak yang mengandung logam timbal, sehingga gas atau partikel yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor juga mengandung partikel timbal.
Selain tanaman yang tumbuh di jalan, sejumlah tanaman hias juga memiliki kemampuan menyerap pencemar udara. Tanaman hias selain mempunyai fungsi keindahan yaitu untuk mempercantik ruangan, juga memiliki manfaat terhadap kesehatan manusia. Tanaman ini menghasilkan oksigen dan mampu menyerap gas pencemar, sehingga udara di dalam ruangan menjadi bersih, segar, dan sehat. Namun, tidak semua jenis tanaman hias memiliki kemampuan dalam menyerap gas pencemar. Ada tanaman hias yang mampu menyerap pencemar dengan kadar tinggi, tetapi ada juga yang hanya dapat menyerap dengan kadar yang rendah.
Sumber pencemaran udara di dalam ruangan biasanya berupa asap rokok. Asap rokok sangat berbahaya karena banyak mengandung zat pencemar yang berbahaya. Di sisi lain, sejumlah peralatan rumah yang dapat menimbulkan bau, seperti cat atau pernis, dapat menimbulkan pencemaran udara. Di dalam ruangan yang lembab akan mudah ditumbuhi jamur, sehingga dapat menyebabkan ruangan berbau apek dan pengap. Oleh karena itu, diperlukan tanaman hias yang dapat mengurangi masalah tersebut, sehingga udara di dalam ruangan menjadi sehat dan bersih.
Sejumlah contoh tanaman dalam ruangan yang berfungsi untuk menyerap polutan adalah lidah buaya, lili paris, hanjuang, pakis boston, karet hias, beringin, sri rejeki, lidah mertua, palem waregu, palem areca, palem bambu, anggrek bulan, dan pisang kerdil.