PENDAFTARAN PPPK DARI HONORER K2, KENAPA TIDAK ADA FORMASI TENAGA ADMINISTRASI? | CPNS Kutipan
Rabu, 30 Januari 2019
Edit
SUARAPGRI - Pendaftaran PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) dari honorer K2 tahun ini tidak akan membuka formasi tenaga administrasi.
Mengapa??
Alasan yang disampaikan oleh Menpan-RB Syafruddin, jumlah PNS terbesar saat ini masih di jajaran tenaga administrasi. Makanya, untuk seleksi PPPK dan CPNS tahun ini, formasi untuk tenaga administrasi ditutup.
Menpan-rb Syafruddin mengatakan, jumlah PNS tenaga administrasi sekitar 38 persen dari jumlah PNS. Sudah sangat besar.
Sementara, tenaga teknis seperti guru, tenaga kesehatan, penyuluh pertanian, dan yang lainnya total hanya 62 persen. Padahal, tenaga teknis yang saat ini menjadi kebutuhan mendesak pemerintah.
"Yang kita butuhkan seperti guru, tenaga kesehatan, dan lainnya. Kalau hanya tukang angkat air minum atau bawa makanan sudah sangat banyak, sehingga kita setop," jelas Menteri Syafruddin saat kunjungan ke Redaksi Harian FAJAR (Jawa Pos Group), Selasa (29/1).
Disebutkan, saat ada 700 ribu guru honorer yang mesti mendapatkan perhatian. Banyak dari mereka yang sudah mengabdi lama, dari 10 tahun hingga lebih dari 15 tahun.
Pihaknya tidak bisa menafikan mereka yang sudah berjasa puluhan tahun, tetapi terganjal aturan batas umur 35 tahun, untuk pengangkatan CPNS. Karena itu, solusi untuk mengangkat mereka adalah PPPK.
Makanya untuk tahap awal, seleksi PPPK akan dititikberatkan untuk jajaran guru, tenaga kesehatan, dan penyuluh pertanian.
Kuota PPPK tahun ini sebanyak 150 ribu dan penerimaannya segera dibuka dalam waktu dekat. Tahap kedua usai Pilpres 2019.
(sumber: jpnn.com)
Mengapa??
Alasan yang disampaikan oleh Menpan-RB Syafruddin, jumlah PNS terbesar saat ini masih di jajaran tenaga administrasi. Makanya, untuk seleksi PPPK dan CPNS tahun ini, formasi untuk tenaga administrasi ditutup.
Menpan-rb Syafruddin mengatakan, jumlah PNS tenaga administrasi sekitar 38 persen dari jumlah PNS. Sudah sangat besar.
Sementara, tenaga teknis seperti guru, tenaga kesehatan, penyuluh pertanian, dan yang lainnya total hanya 62 persen. Padahal, tenaga teknis yang saat ini menjadi kebutuhan mendesak pemerintah.
"Yang kita butuhkan seperti guru, tenaga kesehatan, dan lainnya. Kalau hanya tukang angkat air minum atau bawa makanan sudah sangat banyak, sehingga kita setop," jelas Menteri Syafruddin saat kunjungan ke Redaksi Harian FAJAR (Jawa Pos Group), Selasa (29/1).
Disebutkan, saat ada 700 ribu guru honorer yang mesti mendapatkan perhatian. Banyak dari mereka yang sudah mengabdi lama, dari 10 tahun hingga lebih dari 15 tahun.
Pihaknya tidak bisa menafikan mereka yang sudah berjasa puluhan tahun, tetapi terganjal aturan batas umur 35 tahun, untuk pengangkatan CPNS. Karena itu, solusi untuk mengangkat mereka adalah PPPK.
Makanya untuk tahap awal, seleksi PPPK akan dititikberatkan untuk jajaran guru, tenaga kesehatan, dan penyuluh pertanian.
Kuota PPPK tahun ini sebanyak 150 ribu dan penerimaannya segera dibuka dalam waktu dekat. Tahap kedua usai Pilpres 2019.
(sumber: jpnn.com)