INI IMBAUAN DARI MENDIKBUD KEPADA GURU-GURU HONORER YANG MOGOK MENGAJAR | CPNS Kutipan
Jumat, 28 September 2018
Edit
SUARAPGRI - Masih maraknya aksi mogok mengajar yang dilakukan oleh guru-guru honorer di daerah membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy prihatin.
Dia kembali menyerukan kepada seluruh guru honorer untuk merespon positif langkah pemerintah dalam menyelesaikan masalah kekurangan tenaga pendidik.
"Jangan sampai apa yang dilakukan guru honorer ini membuat tanggung jawab sebagai pendidik tidak terpenuhi. Harus dipastikan proses belajar mengajar siswa berjalan dengan baik," kata Mendikbud Muhadjir Effendy di kantornya, Kamis (27/9).
Imbauan tersebut juga ditujukan kepada pemerintah daerah. Jangan sampai pemda atau siapapun terpaksa melakukan langkah-langkah yang tidak seharusnya dilakukan.
Seperti di Blitar, polisi menggantikan posisi guru honorer yang mogok mengajar. Karena semua pasti tidak ingin siswa diajari oleh tenaga bukan guru.
"Bagaimanapun tingkat profesionalisme harus diutamakan. Guru dianggap profesionalisme karena pekerjaan mengajar dan mendidik siswa. Dan itu tidak bisa ditangani atau digantikan orang lain kecuali oleh yang profesional," tuturnya.
"Jadi kalau sampai ini terjadi saya menyayangkan jika ini akibat tindakan guru. Kalau sudah terpaksa apa boleh buat apapun akan dilakukan untuk menjamin proses ajar siswa," imbuhnya.
(sumber: jpnn.com)
Dia kembali menyerukan kepada seluruh guru honorer untuk merespon positif langkah pemerintah dalam menyelesaikan masalah kekurangan tenaga pendidik.
"Jangan sampai apa yang dilakukan guru honorer ini membuat tanggung jawab sebagai pendidik tidak terpenuhi. Harus dipastikan proses belajar mengajar siswa berjalan dengan baik," kata Mendikbud Muhadjir Effendy di kantornya, Kamis (27/9).
Imbauan tersebut juga ditujukan kepada pemerintah daerah. Jangan sampai pemda atau siapapun terpaksa melakukan langkah-langkah yang tidak seharusnya dilakukan.
Seperti di Blitar, polisi menggantikan posisi guru honorer yang mogok mengajar. Karena semua pasti tidak ingin siswa diajari oleh tenaga bukan guru.
"Bagaimanapun tingkat profesionalisme harus diutamakan. Guru dianggap profesionalisme karena pekerjaan mengajar dan mendidik siswa. Dan itu tidak bisa ditangani atau digantikan orang lain kecuali oleh yang profesional," tuturnya.
"Jadi kalau sampai ini terjadi saya menyayangkan jika ini akibat tindakan guru. Kalau sudah terpaksa apa boleh buat apapun akan dilakukan untuk menjamin proses ajar siswa," imbuhnya.
(sumber: jpnn.com)