Tari Serimpi | CPNS Kutipan


Tari Serimpi
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

tarian serimpi

Berdasar sejarah dan asal-usulnya, tari serimpi telah ada sejak zaman masa kejayaan Kerajaan Mataram pada pemerintahan Sultan Agung. Kala itu, tarian ini merupakan salah satu tari yang sangat sakral dan mistis. Tari ini hanya dimainkan di dalam lingkungan keraton untuk acara kenegaraan dan untuk memperingati kenaikan tahta Sultan. Penari yang boleh memainkan tarian ini haruslah yang sudah terpilih dari keluarga kerajaan.
Setelah Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua bagian, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta, tarian ini mulai mengalami perubahan dalam segi gerakan, meskipun inti dari gerakan tari ini masih tetap sama. Tari serimpi dari masa ke masa telah mengalami perkembangan, di antaranya dari segi durasi dan kostum yang digunakan oleh penari.
Tari serimpi terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:
1. Tari serimpi sangupati
Tarian serimpi sangupati dimainkan oleh dua orang penari wanita. Tari serimpi sangupati diciptakan oleh Pakubuwono IX. Sebenarnya, tarian ini adalah karya dari Pakubuwono IV yang memerintah Keraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820. Kata sangupati berasal dari kata “Sang Pati” sebuah sebutan bagi calon pengganti raja.
2. Tari serimpi anglirmendhung
Tari serimpi anglirmendhung merupakan tarian yang diubah oleh Mangkunagara I, yang semula terdiri atas tujuh orang penari menjadi empat penari.
3. Tari serimpi ludira madu
Tari serimpi ludira madu merupakan tarian serimpi yang diciptakan oleh Pakubuwono V ketika masih menjadi putra mahkota Keraton Surakarta dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom.
Tarian ini diciptakan untuk mengenang ibunda tercintanya yang masih keturunan Madura, yaitu putri Adipati Cakraningrat dari Pamekasan. Ketika sang bunda meninggal dunia, Pakubuwono V masih berusia sekitar dua tahun dan masih bernama Gusti Raden Mas Sugandi.
Jumlah penari dalam tari serimpi ludira madu adalah empat orang putri. Pada tarian ini menggambarkan sosok seorang ibu yang sangat bijaksana dan cantik, seperti jelas dituliskan pada syair lagu serimpi ludira madu.
4. Tari serimpi renggawati
Tari serimpi renggawati merupakan salah satu jenis tarian putri klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sultan Hamengkubuwono V. Penari serimpi renggawati berjumlah lima orang penari. Tarian ini membawakan cerita petikan dari “Angling Darmo” yang magis dengan menggunakan tambahan properti sebatang pohon dan burung mliwis putih.
5. Tari serimpi china
Tari serimpi china merupakan salah satu jenis tarian putri klasik di Istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Hal yang menarik dari tarian ini ada pada kostumnya yang harus menyesuaikan dengan pakaian yang bermotif dari China.
6. Tari serimpi padhelori
Tari serimpi padhelori merupakan salah satu jenis tarian putri klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sultan Hamengkubuwono VI dan VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan cundrik. Tarian ini membawakan cerita yang bertema “Menak”, yakni perang tanding antara Dewi Sirtu Palaeli dengan Dwi Sudarawerti.
Pada pertunjukannya, semua penari menari dengan lemah gemulai dengan gerakan sangat pelan mengikuti iringan alat musik gamelan. Selain itu, setiap gerakan dalam tarian serimpi tentunya mengandung makna dan arti. Gerakan dalam tari serimpi didominasi oleh gerakan tangan, gerakan kaki, dan gerakan kepala. Pada pementasannya, semua penari menari dengan gerakan lembut dan lemah gemulai dengan memainkan selendang yang diikat di masing-masing pinggang para penari.
Pada zaman dahulu, kostum yang digunakan dalam tarian ini adalah pakaian pengantin putri khas Yogyakarta. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kostum yang digunakan saat ini biasanya menggunakan baju tanpa lengan pada bagian atas dan kain jarik yang merupakan kain bermotif batik yang digunakan untuk bagian bawah. Pada bagian rambut menggunakan rambut gelungan yang dihiasi dengan bunga dan beberapa hiasan kepala bulu burung kasuari. Semua penari juga dihiasi dengan beberapa aksesoris, seperti gelang, kalung, dan anting. Selain itu, penari menggunakan selendang sebagai properti pendukung. Selendang diletakkan pada setiap pinggang penari dan keris yang diselipkan pada bagian depan menyilang ke kiri. Penari dirias dengan tata rias khas Jawa yang akan menambah kecantikan dan keanggunan para penari serimpi.
Pada penampilannya, tari serimpi diiringi oleh alat musik khas Yogyakarta, yakni alat musik gamelan. Pada saat penari keluar dan masuk, penari diiringi dengan gending sabrangan. Setelah penari mulai menari, maka diiringi dengan gending ageng atau gending tengahan yang kemudian dilanjutkan dengan gending ladrang. Ketika adegan perang diiringi dengan ayak-ayakan dan srebengan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel