Tari Dolalak | CPNS Kutipan
Jumat, 06 Juli 2018
Edit
Tari Dolalak
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Tari dolalak adalah tarian tradisional peninggalan pada zaman Belanda yang dimainkan oleh beberapa penari pria atau wanita dengan seragam prajurit. Tarian ini merupakan salah satu tarian tradisional khas Purworejo, Jawa Tengah. Nama dolalak diambil dari not “do” dan “la” karena awalnya tarian ini hanya diiringi dengan alat musik dua nada.
Berdasar sejarahnya, tari dolalak terinspirasi dari perilaku serdadu Belanda pada saat beristirahat di camp peristirahatan mereka. Pada saat beristirahat, para serdadu Belanda itu melakukan pesta dengan minum-minuman keras dan berdansa. Aktivitas tersebut lalu ditiru oleh orang pribumi dan terciptalah gerakan yang sederhana dan berulang-ulang. Lalu sekitar tahun 1940, tari dolalak dikembangkan menjadi misi keagamaan dan politik untuk memerangi pasukan Belanda. Tarian ini awalnya hanya dipentaskan pada acara tertentu, seperti syukuran, sunatan, dan hajatan. Tari dolalak biasanya dipentaskan pada malam hari semalam suntuk untuk memeriahkan acara.
Seiring dengan perkembangan zaman, mulai banyak modifikasi dari tari dolalak ini. Pengembangan tersebut terlihat dari musik pengiring, lagu yang dibawakan, gerakan tari, dan kostum yang digunakan. Pada perkembangannya, tari dolalak mempunyai ragam sesuai daerah asalnya, antara lain gaya kaligesingan, mlaranan, banyuuripan, dan sejiwanan.
Pada pertunjukannya, tari dolalak bisa dimainkan dengan berkelompok, berpasangan, dan tari tunggal. Gerakan dalam tari ini merupakan gerak keprajuritan yang didominasi dengan gerakan yang kompak dan dinamis. Ciri khas tari dolalak adalah gerakan kirig, yaitu gerakan bahu yang cepat pada saat tertentu. Gerakan dalam tari dolalak ini mempunyai istilah bermacam-macam. Pada gerakan kaki mempunyai istilah, seperti adeg, tanjak, hayog, sered, mancad, jinjit, sepak, dan lain-lain. Pada gerakan tangan mempunyai istilah, seperti ngruji, teweng, gregem, bapangan, wolak walik, tangkisan, dan lain-lain. Pada gerakan badan mempunyai istilah, seperti ogek, entrag, dan geblag. Pada gerakan leher mempunyai istilah, seperti tolehan, lilingan, dan coklekan. Pada gerakan bahu mempunyai istilah, seperti kirig dan kedher.
Pada pertunjukan tari tunggal dolalak biasanya diwarnai dengan keadaan trance para penari, yaitu keadaan di mana penari mengalami kesurupan karena sudah larut dalam gerakan tari dan iringan musiknya. Keadaan trance tersebut sering menimbulkan tingkah lucu para penari dan membuat masyarakat tertarik dengan tontonan tersebut. Pada pertunjukannya, tari dolalak juga didampingi oleh dukun yang bertugas menyembuhkan penari yang kesurupan dan melakukan ritual lainnya. Pada pertunjukan tari dolalak awalnya bisa dipentaskan selama berjam-jam. Namun, pada perkembangannya tarian tersebut dimodifikasi dengan mengurangi durasinya agar tidak terlalu banyak gerakan yang diulang-ulang dan membuat gerakan tari yang disajikan menjadi padat dan bervariasi.
Pada pertunjukannya, tari dolalak awalnya hanya diiringi dengan acapela saja. Namun, seiring dengan perkembangannya, tarian ini juga diiringi alat musik, seperti kendang, terbangan, bedug, kecer, dan organ. Selain itu, lagu yang dinyanyikan untuk mengiringi pertunjukan tari dolalak sangat beragam, diawali dengan lagu pembuka hingga lagu parikan atau pantun bahkan sampai lagu jenis pop, dangdut, dan campursari dikemas sesuai dengan gerakan para penari. Syair lagu yang dibawakan bertema tentang agama, sindiran sosial, kegembiraan, percintaan, dan nasihat kehidupan.
Kostum yang digunakan pada tari dolalak ini biasanya menggunakan baju lengan panjang dan celana pendek hitam dengan coraknya yang khas dengan warna keemasan pada bagian dada dan punggung. Pada bagian kepala biasanya menggunakan topi pet hitam dengan hiasan, seperti bulu yang berwarna-warni. Tidak lupa pada bagian kaki menggunakan kaos kaki dan sampur pinggang yang diikat di sebelah kanan saja. Kostum yang digunakan dalam tari dolalak ini juga telah mengalami berbagai modifikasi. Celana pendek yang awalnya di atas lutut dimodifikasi sampai bawah lutut. Selain itu juga terdapat modifikasi gaya muslim dengan menggunakan kerudung, namun tetap menggunakan topi yang sama.
Pada perkembangannya, tari dolalak ini tidak lepas dari perhatian pemerintah Kabupaten Purworejo dengan memperkenalkan tari dolalak ini di berbagai event yang ada. Selain itu, tarian ini juga dijadikan mata pelajaran khusus bagi pendidikan dasar agar regenerasi yang ada tidak pernah melupakan tari dolalak. Tari dolalak tidak hanya terkenal di Purworejo dan Jawa Tengah saja. Namun, tarian ini sering mewarnai panggung pentas kesenian nasional. Tari dolalak dapat kita temukan di berbagai acara, seperti hajatan, pernikahan, dan syukuran di Purworejo, Jawa Tengah.