Boy-Boyan | CPNS Kutipan


Boy-Boyan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

permainan tradisional boy-boyan

Boy-boyan merupakan permainan tradisional yang berasal dari provinsi Jawa Barat, khususnya di wilayah Sunda. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki. Permainan ini memiliki nama yang beragam di setiap daerah. Misalnya, di daerah Pati, Jawa Tengah, permainan ini dikenal dengan nama gaprek kampung, di daerah Sunda, ada yang menyebut boy-boyan, ada juga yang menyebut bebencaran, dan di sejumlah daerah lainnya permainan ini disebut gebokan. Asal usul istilah gebokan ini karena suara yang biasa ditimbulkan apabila bola karet yang digunakan dalam permainan mengenai anggota badan dari pemain dan akan menimbulkan suara “gebok”.
Permainan tradisional boy-boyan memadukan kerja motorik anak dan juga mengasah kemampuan membuat strategi. Boy-boyan dimainkan oleh lima hingga sepuluh pemain yang dibagi menjadi dua kelompok dan dimainkan di lapangan yang cukup luas.

Alat yang diperlukan pada permainan tradisional boy-boyan, antara lain:
1. Pecahan genteng atau gerabah, pecahan asbes, potongan kayu, atau pecahan batu bata atau benda semacamnya yang bisa ditumpuk.

Boy-Boyan
Pecahan genteng

2. Bola plastik, bola tenis, atau bola buatan yang terbuat dari kertas yang dibungkus kantong kresek dan diikat dengan karet.

Boy-Boyan
Bola boy-boyan

Adapun cara bermain boy-boyan, sebagai berikut:
1. Permainan dimulai dengan melakukan hompimpa, yang kalah akan menyusun pecahan genteng, gerabah, pecahan asbes, potongan kayu, pecahan batu bata, atau benda lainnya yang bisa ditumpuk, dan yang menang sebagai pelempar bola dengan jarak tiga meter.
2. Pelempar harus melempar pecahan genteng itu hingga rubuh, dan jika sudah rubuh, maka pihak penjaga (kalah) harus mengejar pihak yang pelempar (menang). Kelompok pelempar harus menghindari lemparan bola dari kelompok penjaga, sambil mereka harus menata kembali pecahan genteng yang telah mereka robohkan.
3. Jika pemain dari kelompok pelempar terkena bola, maka pemain tersebut akan keluar dari permainan dan tidak boleh membantu menyusun pecahan genteng.
4. Permainan selesai jika kelompok pelempar berhasil menyusun kembali pecahan genteng dan berhasil menghindari lemparan bola dari kelompok penjaga, yang artinya kelompok pelempar yang menang atau seluruh kelompok pelempar terkena lemparan bola dari kelompok penjaga, yang artinya kelompok penjaga yang menang.
5. Selanjutnya kedua kelompok tersebut bertukar peran sampai didapat tim pemenang permainan.

Permainan tradisional boy-boyan ini memang sederhana. Tetapi dibalik kesederhanaan itu, pada permainan ini kita diajarkan untuk bekerja sama dalam satu tim, yaitu berusaha untuk melindungi kawan supaya tidak terkena lemparan bola lawan. Di sisi lain, permainan ini juga melatih konsentrasi. Konsentrasi diperlukan ketika hendak melempar bola agar tepat mengenai tumpukan genteng dan dapat merobohkannya. Permainan boy-boyan juga memerlukan ketepatan dan kecepatan ketika harus menghindari lemparan bola lawan dan menyusun kembali genteng yang berserakan.

Manfaat bermain boy-boyan, di antaranya:
1. Pemain harus memikirkan dan merencanakan strategi dengan baik agar dapat menjadi pemenang.
2. Melalui permainan ini anak belajar bersikap sportif, yaitu bermain secara jujur, memperlihatkan sikap menghargai pemain lain, menerima kemenangan dengan sikap wajar, atau menerima kekalahan secara terbuka.
3. Pada permainan ini gerak fisik sangat ditekankan. Anak dituntut untuk aktif berlari, menghindari lemparan bola, dan melempar bola.
4. Interaksi pada permainan ini mendorong anak untuk belajar tentang konsep berbagi, menanti giliran, bermain secara fair, dan mengajarkan arti kemenangan serta kekalahan.
5. Pada permainan ini anak belajar mengelola emosi. Selain itu, permainan ini memberikan rasa senang sekaligus melepaskan ketegangan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel