Tari Gambyong | CPNS Kutipan



Tari Gambyong
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

tarian gambyong

Tari gambyong merupakan tarian tradisional yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Tari ini sering kali dipertunjukkan dalam acara-acara besar, seperti festival, pameran, ataupun merayakan hari-hari penting.
Tari gambyong merupakan tarian hasil kreasi baru dari perkembangan tari tayub. Tarian ini biasanya ditampilkan pada saat upacara panen dan hendak akan menanam padi. Tarian ini dipercayai oleh masyarakat untuk memanggil Dewi Sri atau Dewi Padi, supaya ia memberikan berkah kepada sawah mereka dengan hasil panen yang melimpah ruah.
Nama gambyong sendiri sebenarnya berasal dari nama seorang penari terkenal pada kala itu, yakni Sri Gambyong. Peneri terkenal tersebut memiliki suara yang sangat indah dan keluwesan dalam menari telah menarik perhatian banyak masyarakat dan wisatawan.
Pertunjukan seni tari gambyong awal mulanya dilakukan oleh Sri Gambyong berkeliling di jalan, sehingga pada akhirnya banyak orang yang menganggap tari ini memiliki keunikan dan ciri khas sendiri. Hal yang membuat unik itu gerakan tariannya dengan tarian dari penari-penari lainnya. Karena keluwesan dan keunikannya dalam menari Sri Gambyong dikenal semua masyarakat Surakarta, Jawa Tengah.
Atas permohonan dari Sinuhun Paku Buwono IV yang pada saat itu memimpin kesunanan Surakarta. Sri Gambyong diundang oleh pemimpin kasunan Surakarta untuk menyelenggarakan pementasan di lingkungan kratos Surakarta. Semenjak itu, tarian tayub yang dibawakan oleh Sri Gambyong dinamakan sebagai tari gambyong.
Gerakan tari gambyong merupakan sebuah kreasi baru dari koreografi sebagian besar berasal dari tari tayub. Perbedaan tari tayub dan tari gambyong pada dasarnya dilakukan pada garis dan gerak yang jauh lebih besar.
Tari gambyong ini memiliki unsur estetis atau keindahan yang terletak pada kekompakan para penarinya. Dengan gerakan yang bertempo pelan, penari menari lemah gemulai yang menggambarkan sebuah kelembutan dan keindahan seorang wanita.
Para penari gambyong akan memainkan keluwesan gerakan badannya, dari mulai kepala, tangan, dan kaki secara bersamaan seiring dengan irama kendang. Gerakan mata penari akan selaras dengan gerakan tangan yang menjadikan tarian ini harmonis.
Untuk pembukaan pagelaran tari gambyong, pada umumnya dipertunjukan dengan gending pangkur. Gending pangkur adalah bagian dari beksan atau biasa disebut dengan Intro. Beksan merupakan lagu pembuka tarian yang dilakukan untuk mengundang para penari naik ke atas panggung.
Tari gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu gerakan awal (maju beksan), gerakan utama (beksan), gerakan penutup (mundur beksan). Saat sedang beraksi penari sering memperlihatkan ekspresi wajah yang anggun dan senyuman indah. Seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini dikembangkan dan telah menghasilkan banyak inovasi-inovasi baru. Sehingga terlahirlah beberapa jenis tarian gambyong, di antaranya gambyong sala minulya, gambyong ayun-ayun, gambyong gambirsawit, gambyong dewandaru, gambyong mudhatama, gambyong apangkur, dan gambyong campursari.
Tari ini memiliki sejumlah fungsi dalam kehidupan masyakat, antara lain:
1. Tari gambyong pasti selalu ada dalam upacara ritual memulainya bercocok tanam, hal ini dilakukan oleh masyarakat Surakarta. Para masyarakat itu meyakini dan berharap agar kesuburan tanah pada sawahnya serta perolehan panen menjadi melimpah ruah. Penari yang sedang menari itu diibaratkan Dewi Padi atau Dewi Sri.
2. Tari ini sebelumnya adalah tari milik rakyat biasa, dan biasanya dimainkan di jalanan untuk mencari nafkah. Semenjak pihak keraton surakarta menetapkan dan menata ulang gerakan-gerakannya, tarian ini menjadi tarian daerah.
3. Tari ini pun dipergunakan untuk memeriahkan acara-acara dalam masyarakat. Seperti dalam perkawinan, khitanan, atau hajat yang lainnya. Tari ini juga untuk menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan.
Properti Tari Gambyong biasanya adalah alat-alat musik gamelan tradisional Jawa, seperti kenong, gong, kendang, dan gembang. Tapi yang menjadi alat musik utamanya (lead) yaitu kendang, karena alat musik ini yang menetukan irama tarian dan musik. Sehingga kendang menambah nilai estetika tersendiri dari setiap pementasan tarian ini.
Pada pagelaran tari gambyong ini biasanya diiringi musik tembang Jawa dan gamelan. Seperti kendang, gong, kenong, dan gong, alat musik ini selalu dimainkan beriringan dengan gerakan para penari gambyong. Kendang merupakan sebuah alat musik yang dijadikan panduan atau patokan pemain musik dan penari untuk melakukan koreografi dan irama musik. Maka dari itu kendang, dijuluki sebagai nyawa dalam pagelaran tari gambyong.
Kostum dalam tari ini yang utama adalah sebuah selendang yang dikalungkan pada leher. Selendang ini merupakan kostum yang lazim dipakai oleh para penari. Para penari harus mengenakan busana khusus berupa kemben. Kemben ini merupakan sebuah kostum untuk menutupi dada para penari. Untuk selendangnya biasanya yang berwarna kuning, karena warna itu dipercayai masyarakat melambangkan kekayaan dan hijau lambang kesuburan. Untuk memperindah sebuah pagelaran tari gambyong, para penari juga dirias dengan cantik dan menarik. Agar terlihat lebih mempesona saat menari tarian gambyong diatas panggung. Selain kostum, untuk mempercantik busana juga diperlukan sebuah aksesoris atau pernak-pernik yang indah. Misalnya seperti sampur, stagen, gelungan, kemben, jarit, gelang dan kalung.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel