Pletokan | CPNS Kutipan
Selasa, 20 Maret 2018
Edit
Pletokan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Pletokan merupakan sebuah alat permainan tradisional berupa senjata mainan yang terbuat dari bambu. Pletokan menggunakan peluru yang terbuat dari kertas basah atau biji jambu atau kembang. Permainan ini awalnya berasal dari masyarakat Betawi, namun kemudian merambah ke sejumlah daerah di pulau Jawa dan sekitarnya. Masyarakat Sunda menyebut pletokan dengan istilah bebeletokan, sedangkan di Probolinggo dan Madura, pletokan lebih dikenal dengan sebutan tor cetoran.
Pletokan biasa dimainkan oleh anak laki-laki. Mereka yang memainkan permainan ini, seolah-olah sedang menjadi orang yang berada dalam pertempuran. Terkadang mereka memainkan permainan ini untuk menirukan adegan film. Dengan peluru yang terbuat dari benda yang tidak berbahaya, membuat permainan ini sangat aman dan bahkan dapat dikatakan gratis, karena terbuat dari bambu.
Cara membuat pletokan, pertama siapkan bambu kecil yang lubangnya berdiameter 1-2 cm, kemudian bambu dibagi menjadi dua, yakni bagian penyodok dan laras. Untuk membuat penyodok, kita harus membelah bambu sehingga berbentuk seperti lidi panjang. Selanjutnya kita harus meraut bambu penyodok sampai berbentuk bundar dan halus sesuai dengan lingkaran laras. Pada bagian pangkal dibuat sebagai tempat pegangan sepanjang 10 cm. Pastikan penyodok tersebut dapat masuk ke dalam laras. Untuk bagian atas penyodok dibuat lebar, fungsinya untuk menekan atau memukul-mukul peluru atau amunisi agar bisa masuk dengan sempurna. Pada bagian laras, siapkan sebuah bambu kecil yang berdiameter 1-2 cm dengan panjang sekitar 15-20 cm. Untuk selanjutnya siapkan amunisi peluru, biasanya untuk peluru digunakan biji jambu, buah-buahan berukuran kecil atau kertas basah.
Cara Membuat Pletokan
Cara bermain pletokan cukup mudah. Masukkan peluru yang telah disiapkan ke dalam lubang bambu pada laras. Peluru yang dimasukkan terdiri atas dua peluru. Peluru pertama dimasukkan dan didorong oleh penyodok ke ujung laras, kemudian peluru kedua dimasukkan sekaligus ditolak atau disodok agak kuat dengan penyodok seolah ingin menembak agar peluru pertama dapat keluar dengan tekanan yang cepat dan kuat. Fungsi peluru kedua adalah sebagai klep pompa untuk menembakkan peluru yang pertama, juga sebagai peluru selanjutnya yang akan ditembakkan. Tembakan ini akan menimbulkan bunyi “pletok” dan peluru dapat terlontar pada jarak kurang lebih 5 meter dan relatif lurus.