Tari Yapong | CPNS Kutipan
Minggu, 18 Februari 2018
Edit
Tari Yapong
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Tari yapong adalah sebuah tari kontemporer yang berasal dari budaya masyarakat Betawi, DKI Jakarta. Meski tidak berasal dan berakar langsung dari kehidupan masyarakat Betawi. Asal mula tari yapong dimulai pada tahun 1977 ketika acara ulang tahun kota Jakarta ke 450. Pada saat itu acara yang diselenggarakan mengangkat tema tentang perjuangan Pangeran Jayakarta dan mempercayakan kepada seniman besar bernama Bagong Kussudiarjo sebagai penyelenggara acara tersebut. Untuk menyiapkan acara tersebut, ia melakukan sebuah penelitian mengenai kehidupan masyarakat Betawi. Pada penelitian tersebut ia melakukan observasi langsung kepada masyarakat Betawi dan melakukan penelitian melalui perpustakaan, slide, dan film tentang masyarakat Betawi. Hingga akhirnya menjadi sebuah sendratari yang dipentaskan di Balai Sidang Senyan, Jakarta pada tanggal 20 Juni 1977.
Tari yapong sendiri merupakan suatu adegan dalam sendatari tersebut, di mana para penari menari dengan riang gembira menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Nama tari yapong diambil dari lagu yang mengiring penari berbunyi “ya..ya..ya..” dan suara musik pengiring yang terdengar “pong..pong..pong..”. Tarian ini dianggap masyarakat merupakan tarian yang menarik, sehingga dijadikan tarian lepas dan dikenal sebagai tari yapong.
Pada pertama kali kemunculannya, tari yapong memang menjadi sebuah sendratari atau gabungan seni drama yang dibungkus dalam tarian dengan lakon yang diperankan adalah kisah perjuangan Pangeran Jayakarta. Namun, pada perkembangannya, tarian ini lalu berubah menjadi tarian lepas yang tidak terikat pada suatu skenario. Fungsinya pun bergeser menjadi sekedar sarana hiburan rakyat dan sering dipentaskan dalam acara-acara kerakyatan, seperti khitan, pernikahan, dan pesta rakyat.
Tari yapong tersusun atas sejumlah ragam gerak, di antaranya:
1. Gerak jalan megol lembehan kanan adalah posisi jalan ditempat dengan tangan kiri diletakkan di dada dengan ibu jari diletakkan dipinggul (untuk penari putra) dan menempel di dada (untuk penari putri).
2. Enjer loncat adalah gerakan salah satu tangan dibengkokan dan tangan lain lurus, penari loncat kecil ke arah tangan yang dibengkokan.
3. Singgetan ngigel adalah posisi tangan berada di depan mata, lalu melakukan ngigel (berputar).
4. Yapong adalah gerakan tangan diletakkan di atas kepala, telapak tangan dibuka, lalu bergerak seperti menyapu angin ke kiri dan kanan.
Tari yapong diiringi oleh tetabuhan alat musik tradisional yang berasal dari budaya Betawi, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, seperti Rebana Hadroh, Rebana Biang, Rebana Ketimpring, dan lain sebagainya. Bunyi tetabuhan rebana menjadi yang paling dominan dalam mengiringi setiap gerak yang dipertunjukan oleh penarinya.
Tari yapong lebih sering dipentaskan oleh para penari wanita. Kendati demikian bukan berarti para pria tidak boleh menarikannya. Setting panggung tarian ini terdiri dari lima (5) sampai dengan 10 penari yang berjajar secara simetris sesuai dengan jumlah penarinya.
Secara umum, tata busana atau kostum yang digunakan dalam tarian yapong bersumber pada pengembangan kostum tari kembang topeng khas Betawi. Hal ini tampak jelas dari adanya ragam hiasan kepala dan selempang merah di dada yang biasa disebut toka-toka. Budaya Tionghoa juga tampak pada desain kostum tari Yapong, misalnya dengan adanya kain bermotif naga merah yang menyala seperti motif pakaian pada pertunjukan opera Tionghoa.
Tari yapong tidak menggunakan properti pendukung. Setiap gerakan yang dipertunjukkan murni mengandalkan keindahan permainan tangan tanpa ada benda pendukung.