Pengetahuan Dasar Tenis Meja untuk Anak Sekolah Dasar | CPNS Kutipan
Jumat, 05 Januari 2018
Edit
Pengetahuan Dasar Tenis Meja untuk Anak Sekolah Dasar
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Permainan tenis meja awalnya hanya sebuah hobi sosial di Inggris yang muncul pada akhir 1800-an. Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama yang digunakan. Permainan ini kemudian mengalami sejumlah perubahan di Inggris. Ada yang memperkenalkan bola seluloid pada permainan tersebut, sedangkan yang lain menambahkan karet pada bet yang terbuat dari kayu. Permainan ini kemudian populer di Amerika Serikat sekitar tahun 1900-an.
Pada tahun 1900-an permainan tenis meja mulai kehilangan popularitasnya. Tetapi secara bersamaan muncul satu gerakan simultan yang dimulai dari sejumlah kawasan di dunia berupaya menghidupkan kembali tenis meja sebagai olahraga serius pada tahun 1922.
Hasilnya, terbentuk Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri atas 140 negara anggota pada tahun 1926. ITTF juga menjadi sponsor bagi pemain yang bermain di kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Olahraga ini kemudian menyebar ke Jepang dan negara Asia lainnya. Jepang mendominasi olahraga tersebut pada 1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar ketertinggalan sekitar 1960-1970-an. Istilah ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia pun istilah ini tidak asing lagi dan sering pula digunakan.
Permainan tenis meja bari dikenal di Indonesia pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagai suatu permainan rekreasi. Hanya golongan tertentu saja dari penduduk pribumi yang boleh ikut latihan, seperti keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut. Pada tahun 1939 tokoh-tokoh petenismejaan di Indonesia mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Pada tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of Asia). Perkembangan tenis meja di Indonesia cukup pesat kala itu. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya PORDA, PON, POMDA, PORSENI di tingkat SD, SMP, SMA, serta pertandingan lainnya.
Tenis meja merupakan permainan olahraga yang menggunakan bet dan meja sebagai lapangan. Tenis meja dimainkan oleh dua orang pada kategori tunggal dan empat orang pada kategori ganda.
Ukuran meja lapangan tenis meja, antara lain: panjang 274 cm, lebar 152,5 cm, tinggi meja dari lantai lapangan 76 cm, tebal garis sisi 2 cm, dan luas 4,1785 m2. Adapun ketentuan lainnya, sebagai berikut:
1. Permukaan meja akan dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama dengan perantara sebuah jaring net yang paralel dengan batas akhir meja tersebut.
2. Net ini akan ditegangkan oleh tali yang diikat pada kedua belah sisi pada sebuah tiang penyangga setinggi 15,25 cm, sedangkan batas sisi dari kedua tiang penyangga harus berjarak 15,25 cm dari batas sisi permukaan meja.
3. Panjang net berukuran 1,83 m sedangkan seluruh panjang, terhitung dari ujung atas net, harus berjarak 15,22 cm di atas permukaan meja.
Meja Tenis Meja
Bola tenis meja berdiameter 40 mm dengan berat 2,7 gram. Biasanya berwarna putih atau oranye dan terbuat dari selulosa yang ringan. Pantulan bola yang baik apabila dijatuhkan dari ketinggian 30, 5 cm akan menghasilkan ketinggian pantulan 23-26 cm. Pada bola tenis meja biasanya terdapat tanda bintang dari bintang satu sampai bintang tiga. Tanda bintang ini menunjukkan kualitas dari bola tersebut.
Ukuran bet bebas, begitu juga bentuk dan beratnya. Blade (bagian bet yang bundar) harus terbuat dari kayu seluruhnya, rata tebalnya, datar dan kaku. Bagian permukaan dari setiap sisi dari bet harus berwarna gelap.
Bola dan Bet Tenis Meja
Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang tidak mengenal batas usia, anak-anak maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Permainan ini dapat dianggap sebagai acara rekreasi ataupun juga dianggap sebagai olahraga atletik yang sungguh-sungguh. Tetapi apabila ingin menguasai permainan tenis meja sebagai olahraga, kita harus mempelajari dan menguasai berbagai teknik dasar dari permainan tenis meja, sebagai berikut:
1. Teknik memegang bet
Pada permainan tenis meja terdapat banyak teknik memegang bet. Permainan tenis meja dipengaruhi oleh teknik memegang bet. Oleh karena itu, setiap pemain harus menguasai teknik dasar memegang bet. Macam-macam teknik memegang bet, antara lain:
a. Shakehand grip
Shakehand grip adalah cara memegang bet yang paling sering digunakan oleh banyak pemain. Cara memegang bet ini sangat efektif untuk bermain bertahan dan menyerang. Melalui shakehand grip ini pemain dapat dengan mudah memukul dengan kuat ke semua sudut meja. Menurut Adi dan Mu’arifin (1994, hlm. 8) “memegang shakehand grip seperti orang melakukan jabat tangan”. Kesalahan dan perbaikan yang sering terjadi dalam belajar grip ini meliputi, pukulan forehand atau backhand terasa tidak stabil. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan memutar bagian bet ke arah dalam, hal ini akan membuat pukulah lebih stabil, tetapi pukulan forehand kurang stabil. Kemudian putar bagian atas bet ke arah belakang. Bagian dalam ibu jari menyentuh bet mengakibatkan pukulah forehand tidak menentu dan pukulan backhand menjadi kurang efektif.
b. Penhold grip
Penhold grip adalah cara memegang bet seperti orang yang memegang pena. Sutarmin (2007, hlm. 15) mengemukakan bahwa “penhold grip hanya dapat digunakan untuk satu permukaan bet saja”. Cara memegang ini sangat efektif untuk pukulan forehand tetapi kurang efektif untuk pukulan backhand. Cara memegang ini hanya digunakan untuk pemain tipe bertahan. Kelebihan bermain dengan teknik penhold grip adalah mampu memukul backhand dengan cepat, pada waktu servis mudah menggerakkan pergelangan tangan dan yang paling penting adalah sesuai untuk memukul forehand.
c. Seemiller grip
Seemiller grip disebut juga dengan american grip yang merupakan versi lain dari shakehand grip. Cara memegang ini hampir sama dengan shakehand grip. Bedanya pada seemiller grip bet bagian atas diputar dari 20 hingga 90 derajat ke arah tubuh. Jari telunjuk menempel di sepanjang sisi bet.
Kelebihan dari gaya seemiller grip adalah mudah melakukan blok, mudah menguasai permainan di tengah meja, mudah melakukan perubahan sisi bet pada saat permainan berlangsung. Pergelangan tangan mudah digerakkan untuk pukulan forehand. Kelemahan pada gaya seemiller gripadalah kesulitan melakukan pukulan backhand yang jauh dari meja, kesulitan melakukan pukulan sudut, dan tidak efektif untuk pola bertahan.
2. Teknik siap sedia (stance)
Stance berarti posisi kaki, badan, dan pada saat siap menunggu bola atau pada saat memukul bola. Terdapat dua bentuk stance utama yang biasa digunakan, sebagai berikut:
a. Square stance
Square stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja. Biasanya posisi ini digunakan untuk menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, samping kanan, ke depan, ke belakang maupun diagonal, pemain diharapkan dapat mengembalikan bola dengan baik.
b. Side stance
Side stance berarti posisi badan menyamping, baik ke samping kiri maupun ke samping kanan. Pada side stance, jarak antara bahu ke meja atau ke net harus lebih dekat. Misalnya untuk pukulan forehand bagi pemain tangan kiri, bahu kiri harus lebih dekat ke net, begitu pula kaki kiri harus lebih dekat ke net. Sebaliknya bagi pemain tangan kanan, bahu kanan serta kaki kanan harus lebih dekat ke net.
3. Teknik gerakan kaki (foorwork)
Footwork dalam tenis meja pada garis besarnya dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor ganda. Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah otomatis digunakan dalam permainan ganda.
Jika dilihat dari banyaknya langkah, untuk tunggal dapat dibedakan satu langkah, dua langkah, dan tiga langkah atau lebih. Arah pergerakannya bisa ke depan, ke belakang, ke samping kiri, ke samping kanan, atau diagonal.
Penggunaan gerakan kaki disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipasi antara bola yang datang dengan posisi pemain. Jika jaraknya sangat dekat, mungkin tidak usah melangkahkan kaki atau hanya satu langkah saja. Jika jarak antara bola yang datang dengan posisi pemain agak jauh, dengan dua langkah sudah cukup. Akan tetapi, jika jaraknya cukup jauh dari meja, harus dicapai dengan tiga langkah atau lebih.
Metode gerak kaki yang sering digunakan adalah two-step. Tipe ini biasanya digunakan oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukannya:
a. Lutut sedikit ditekuk.
b. Berat badan dibagi secara rata di kedua kaki.
c. Berat badan ditumpukan pada ujung kaki.
d. Bila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan berat badan dibebankan ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan dua kali langkah, maka caranya sama.
e. Kaki kanan mengikuti kaki kiri, jika ingin melakukan pukulan forehand maka kaki kanan ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan pukulan forehand.
f. Setelah melakukan pukulan, harus memperhatikan arah bola dan kembali ke posisi awal. Bila ingin bergerak ke kiri dorong dengan kaki kanan. Bila tidak dalam posisi siap, maka harus bergerak ke arah belakang, tetapi jika lawan memukul bola kita jangan bergerak.
4. Teknik pukulan (stroke)
Teknik pukulan pada permainan tenis meja terdiri atas:
a. Pukulan forehand
Cara melakukan pukulan forehand, sebagai berikut:
1) Berdiri di belakang meja menghadap ke arah lawan.
2) Salah satu kaki di depan.
3) Salah satu tangan memegang bet di samping badan, lengan membentuk sudut 90 derajat.
4) Pukulan dilakukan dengan menggerakkan bet dari arah belakang ke depan.
5) Bet harus mengenai bola pada saat bola mencapai titik tertinggi.
b. Pukulan backhand
Cara melakukan pukulan backhand, sebagai berikut:
1) Berdiri di belakang meja menghadap ke arah lawan.
2) Salah satu kaki di depan.
3) Salah satu tangan memegang bet di samping badan dan lengan atas membentuk sudut kecil dengan badan.
4) Pukulan dilakukan dengan menggerakkan bet dari arah belakang ke arah depan samping.
5) Bet harus mengenai bola pada saat bola mencapai titik tertinggi.
Referensi
Adi, S., & Mu’arifin (1994). Teknik Dasar Bermain Tenis Meja. Malang: FIP Universitas Negeri Malang.
Sutarmin (2007). Terampil Berolahraga Tenis Meja. Solo: Era Intermedia.