MENDIKBUD MUHADJIR EFFENDY: JANGAN MAIN-MAIN DENGAN ANGGARAN PENDIDIKAN | CPNS Kutipan
Sabtu, 27 Januari 2018
Edit
SUARAPGRI - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy membuka Rapat Koordinasi Pengelola Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Jakarta, Kamis malam (25/1/2018).
Dalam rakor yang dihadiri sekitar 800 peserta itu, Mendikbud Muhadjir Effendy menegaskan agar pengelola keuangan di lingkungan Kemendikbud menghindari praktik kebocoran dan tidak main-main dengan anggaran pendidikan.
"Saya minta tidak main-main dengan anggaran pendidikan ini. Tidak ada excuse atau maklum dalam hal kebocoran," tegas Menteri Muhadjir.
Ia juga meminta kepada para pejabat Kemendikbud dan pengelola anggaran untuk memastikan agar anggaran pendidikan benar-benar sampai pada tujuan utama, yakni memberikan kesejahteraan kepada masyarakat melalui sektor pendidikan.
"Intinya saya berharap kita semua terus bekerja keras untuk memberikan yang terbaik untuk kepentingan bangsa kita melalui sektor pendidikan," kata Muhadjir Effendy.
Dia juga mengingatkan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan instansi yang menjadi pusat peradaban dan sumber peradaban. Karena itu pejabat dan pengelola keuangan Kemendikbud harus disiplin dalam menjalankan anggaran.
"Kalau ada di antara kita masih ada benih-benih kemungkaran untuk berbuat tidak tulus dan jujur dengan anggaran kita, saya harap sekarang juga taubatan nasuha, sebelum diazab oleh Tuhan," pungkasnya.
Selain memberikan peringatan, dalam pembukaan Rakor Pengelola Keuangan, Mendikbud juga memberikan apresiasi kepada semua pihak atas prestasi Kemendikbud meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2016.
Pada tahun anggaran 2017, realisasi anggaran Kemendikbud mencapai 97,10% dari pagu sebesar Rp. 37,96 triliun, di atas capaian tahun 2016 yang hanya mencapai 88,9 %, bahkan di atas rata-rata nasional yang hanya mencapai 91,01 %.
Capaian tahun 2017 tersebut merupakan capaian tertinggi yang pernah diraih oleh Kemendikbud. Namun, ia kembali mengingatkan, agar tidak cepat puas dengan hasil WTP itu, dan terus meningkatkan kinerja.
Terkait dengan pengelolaan keuangan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Asman Abnur mengatakan, pengelolaan anggaran negara harus berorientasi hasil dan jelas apa sasaran yang dihasilkan.
"Apakah mengelola anggaran sudah berorientasi hasil apa belum? Jangan hanya anggaran habis terserap yang dijadikan ukuran. Harus jelas sasaran apa yang dihasilkan. Outcome-nya apa?" tegas Menteri Asman.
Pada Rakor Pengelola Keuangan Kemendikbud juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kinerja (PK) antara Mendikbud dengan seluruh pejabat Eselon 1, yang disaksikan Menpan-RB.
Dalam rakor yang dihadiri sekitar 800 peserta itu, Mendikbud Muhadjir Effendy menegaskan agar pengelola keuangan di lingkungan Kemendikbud menghindari praktik kebocoran dan tidak main-main dengan anggaran pendidikan.
"Saya minta tidak main-main dengan anggaran pendidikan ini. Tidak ada excuse atau maklum dalam hal kebocoran," tegas Menteri Muhadjir.
Ia juga meminta kepada para pejabat Kemendikbud dan pengelola anggaran untuk memastikan agar anggaran pendidikan benar-benar sampai pada tujuan utama, yakni memberikan kesejahteraan kepada masyarakat melalui sektor pendidikan.
"Intinya saya berharap kita semua terus bekerja keras untuk memberikan yang terbaik untuk kepentingan bangsa kita melalui sektor pendidikan," kata Muhadjir Effendy.
Dia juga mengingatkan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan instansi yang menjadi pusat peradaban dan sumber peradaban. Karena itu pejabat dan pengelola keuangan Kemendikbud harus disiplin dalam menjalankan anggaran.
"Kalau ada di antara kita masih ada benih-benih kemungkaran untuk berbuat tidak tulus dan jujur dengan anggaran kita, saya harap sekarang juga taubatan nasuha, sebelum diazab oleh Tuhan," pungkasnya.
Selain memberikan peringatan, dalam pembukaan Rakor Pengelola Keuangan, Mendikbud juga memberikan apresiasi kepada semua pihak atas prestasi Kemendikbud meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2016.
Pada tahun anggaran 2017, realisasi anggaran Kemendikbud mencapai 97,10% dari pagu sebesar Rp. 37,96 triliun, di atas capaian tahun 2016 yang hanya mencapai 88,9 %, bahkan di atas rata-rata nasional yang hanya mencapai 91,01 %.
Capaian tahun 2017 tersebut merupakan capaian tertinggi yang pernah diraih oleh Kemendikbud. Namun, ia kembali mengingatkan, agar tidak cepat puas dengan hasil WTP itu, dan terus meningkatkan kinerja.
Terkait dengan pengelolaan keuangan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Asman Abnur mengatakan, pengelolaan anggaran negara harus berorientasi hasil dan jelas apa sasaran yang dihasilkan.
"Apakah mengelola anggaran sudah berorientasi hasil apa belum? Jangan hanya anggaran habis terserap yang dijadikan ukuran. Harus jelas sasaran apa yang dihasilkan. Outcome-nya apa?" tegas Menteri Asman.
Menurut Menpan-RB Asman Abnur, setiap satuan kerja (satker) harus tahu betul fungsi kehadirannya, dan apa yang harus dihasilkan dari masing-masing satker itu. Karena itu para pengelola keuangan negara harus dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi birokrasi melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
"Setiap rupiah dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) yang dikucurkan ke satker harus jelas hasil apa yang diperoleh," tuturnya.
Perjanjian Kinerja merupakan komitmen pimpinan unit utama di lingkungan Kemendikbud dalam melaksanakan program kerjanya sesuai target ouput dan anggaran yang telah ditetapkan.
Dalam Rakor Pengelola Keuangan Kemendikbud, diumumkan juga satuan kerja (satker) dengan kategori Pelaksanaan Anggaran Terbaik, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Terbaik, Tata Kelola Keuangan Terbaik, dan Pengelola Media Sosial Terbaik.
Penghargaan diberikan langsung oleh Mendikbud Muhadjir Effendy dan Menpan-RB Asman Abnur.
Sumber: kemdikbud.go.id