Anak Pasif | CPNS Kutipan



Anak Pasif
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

Anak Pasif

Pasif berarti bersifat menerima saja, tidak giat, dan tidak aktif. Adapun yang dimaksud sikap pasif anak adalah sikap diam anak, anak pasrah apa yang terjadi terhadapnya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa saat orang lain memperdayai.
Aktif tidaknya seorang anak sangat dipengaruhi oleh perkembangan emosi yang terjadi pada diri anak. Perekembangan emosi ini akan berpengaruh pada bagaimana anak menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial.
Pada usia balita, emosi yang timbul adalah perasaan takut dan marah. Bentuk ketakutan pun bisa bermacam-macam seperti perasaan khawatir, malu, cemas, menarik diri, maupun pasif dan pendiam. Perasaan takut dapat disebabkan oleh lingkungan rumah yang tidak pernah memberi kesempatan padanya, sehingga akhirnya ia tidak mau mencoba. Sedangkan perasaan marah biasanya ada kaitan dengan sikap agersif, impulsif, ataupun meledak-ledak. Biasanya perkembangan emosi dikendalikan oleh kematangan dan proses belajar. Di dalam hal belajar, anak belajar melalui empat cara, (1) lewat uji coba atau trial and error, (2) melalui imitasi atau modeling, misalnya mencontoh perilaku orangtua, kakak, atau teman, (3) melalui identifikasi, anak berperilaku seperti orang yang ia sukai, misalnya ibu, atau ayah, di samping anak belajar juga melalui conditioning, hal ini berkaitan dengan asosiasi, misal ibu akan marah jika saya berperilaku tidak baik, dan (4) anak belajar melalui training atau latihan.
Pada anak yang pasif, pendiam, atau menarik diri sebaiknya ditelusuri jangan-jangan ada perkembangan emosi yang tidak sehat. Anak yang pasif atau penurut bisa saja disebabkan karena ada hal yang berhubungan dibaliknya. Misalnya, ada kekhawatiran pada suatu hal. Masalah kesehatan yang dialami anak juga bisa membuatnya bersikap menarik diri ataupun pasif.
Bila anak kekurangan gizi, maka anak cenderung akan menjadi pasif dan tidak ingin bereksplorasi. Iklim rumah pun dapat menjadi salah satu penyebab, yaitu berkaitan dengan hubungan antara anak dan orangtua atau orang lain yang dekat dengannya. Sebaliknya, anak yang terlalu diterlantarkan biasanya akan menjadi agresif. Penyebab lainnya adalah aspirasi orangtua yang terlalu tinggi. Apa yang dilakukan anak dirasakan selalu salah karena orangtua selalu mengkritik apa yang anak lakukan. Akhirnya anak pun akan diam atau menjadi pemurung. Kurangnya bimbingan dari orangtua atau orang-orang yang dekat dengan anak pun bisa menjadi penyebab lain. Misalnya, anak tidak tahu bagaimana menghadapi teman atau memakai baju, sehingga membuatnya frustasi.
Adapun ciri-ciri anak pasif, sebagai berikut:
1. Anak terlihat lamban.
2. Kurang gesit.
3. Kurang suka kegiatan fisik.
4. Cepat mengaku kalah.
5. Lama menyesuaikan diri.
6. Antusias hanya apabila melakukan sesuatu yang sesuai dengan minatnya.
Anak pasif akan lebih pendiam dibanding anak yang aktif dalam belajar. Mungkin ia akan terlihat seakan-akan tidak menikmati lingkungan di sekitarnya, namun sebenarnya ia mencerna segala sesuatu di sana. Bacakan ia buku. Ia akan duduk diam mendengarkan, karena ia menyukainya. Anak pasif akan mudah menerima informasi baru melalui inderanya, seperti indera pendengaran, sentuhan, ataupun penglihatan.
Anak yang lebih senang berkegiatan pasif besar kemungkinan tidak mencapai tahap-tahap perkembangan yang seharusnya. Kecuali jika orangtua cepat tanggap dan lekas memperbaiki diri. Jika tidak, anak kurang mendapat pengalaman dan kesempatan cemas yang mungkin akan sangat baik untuknya di kemudian hari.
Untuk mengatasi anak yang pasif, awalnya kita harus tahu bahwa guru atau orangtua adalah contoh yang sangat cepat ditiru oleh anak. Apa yang diucapkan dan dilakukan oleh guru dan orangtua adalah cermin bagi anak.
Anak pasif hanya bisa menerima apa yang dia lihat dan dikatakan orang padanya. Anak yang pasif harus bisa kita rangsang agar supaya memberikan pengaruh untuk bisa berinteraksi sendiri tanpa harus diminta. Sebenarnya harus dimulai dari saat anak masih bayi dalam merangsang otak anak supaya bisa sedikit lebih aktif. Karena anak pasif cenderung mempunyai kecerdasan yang kurang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel